Laman

Senin, 01 November 2010

BUAH KEIMANAN SEORANG MUKMIN

BUAH KEIMANAN SEORANG MUKMIN


Suatu hari seorang Arab Badui datang menemui Rasulullah SAW katanya,”Wahai Rasulullah, adakah Tuhan itu dekat sehingga kami dapat bermunajat kepadaNya? Atau Tuhan itu jauh sehingga kami perlu menyeru kepadaNya?” Rasul terdiam hingga turunlah jawaban dari Allah berkenaan dengan pertanyaan Badui tadi...
”Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah : 186).
Allah itu dekat dengan kita. Bila kita ingin lebih dekat dengan Allah maka mendekatlah dan berimanlah kepadaNya. Benih - benih keimanan yang telah ada dalam diri kita harus senantiasa kita siram dan kita pupuk. Menyiraminya dengan air kesejukan ibadah dan memupuknya dengan amalan - amalan shaleh. Agar tumbuh dan menghasilkan buah - buah keimanan yang manis dan menentramkan jiwa. Bukan malah kemudian mengotorinya dengan sampah-sampah maksiat dan syahwat atau bahkan menghancurkan benih- benih itu.
Pada hakikatnya, jika keimanan telah tertambat dalam diri seorang hamba. Banyak sekali hikmah yang akan di nikmatinya dan ia akan dapat memetik buah keimanan itu setiap saat. Dia tidak akan ragu dalam melangkah dan akan tegar dalam mengarungi kehidupannya. Sebuah keyakinan yang sangat kuatpun akan tertanam bahwa Alloh akan memberikan pertolongan dengan nikmat dan kasih sayangNya yang berlimpah.
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”
(QS. Al Hujurat : 15).
Jangan biarkan buah keimanan itu jatuh (futur), tapi raih dan petiklah buah itu. Simpanlah dalam hati dan rasakan kenikmatan dan kemanisannya. Sebenarnya amat banyak buah keimanan yang bisa kita petik. Inilah beberapa diantara kemanisan dan kenikmatan buah keimanan itu.
Memperoleh ketenangan dan ketentraman
Semua manusia pasti menginginkan sebuah ketenangan dan ketentraman dalam hidup. Di tengah arus permasalahan yang melingkupi, seseorang akan mencari tempat bernaung dan tempat bersandar yang aman. Dan hanya kepada Allahlah kita menyandarkan dan mengadukan segala permasalahan. Orang - orang yang beriman memperoleh ketenangan itu dengan cara mengingat Robbnya (dzikrullah). Ketundukan dan penyerahan diri kepada Yang Maha Esa dengan menyalakan lentera dzikir untuk menguatkan hati merupakan cara yang tepat untuk memperoleh ketenangan dan ketentraman hidup.
”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka akan menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar Ra’d: 28)
Bila asma-Nya selalu lekat dan akrab bahkan sudah tertambat dalam hati maka cahaya cintaNya akan selalu melingkupi kita. Lebih tenang dalam menyelesaikan masalah, lebih tegar dalam menghadapi ujian dan cobaan yang menghadang, hati kitapun akan bergetar bila disebut asma-Nya.

Kebahagiaan yang Tiada Tara
Kebahagiaan abadilah yang dijanjikan Allah pada hamba - hambaNya yang beriman. Bukan kebahagiaan yang hanya terlintas didepan mata. Dan bukan pula kebahagiaan yang hanya fana belaka. Tapi Allah memberikan kebahagiaan yang kekal, kebahagiaan yang abadi, kebahagiaan yang akan menentramkan hati. Kebahagiaan itu adalah kebahagiaan didunia dan akhirat. Maka ketahuilah bahwa kenikmatan syurga yang keindahannya tidak pernah terlihat oleh mata dan tidak pernah terdengar di telinga kita merupakan kebahagiaan yang tiada taranya.
”Orang-orang yang beriman, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” (QS. Ar Ra’d: 29)

Sikap Optimis yang menggelora
Seorang mukmin akan selalu optimis dalam menjalani kehidupannya. Seorang mukmin akan melerai rasa pesimis yang menghampirinya dan akan menghadirkan sikap optimis dalam kesehariannya. Kegagalan adalah hiasan akrab bagi orang - orang yang manja, tak mau berusaha, apalagi bekerja, tak punya motivasi dan selalu pesimis. Seharusnya sebuah kegagalan yang kita alami harus menjadi pelajaran dan batu loncatan untuk meraih sukses. Bukan keputusasaan yang hanya akan membuahkan kesia-siaan belaka.
” Katakanlah,” Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar : 53)
Seorang mukmin akan selalu mengambil hikmah dari setiap kegagalan yang dialaminya. Seorang mukmin akan bersikap optimis bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hambaNya yang selalu berikhtiar dan memberikan banyak kebaikan bagi hamba-hambaNya yang beriman.
”Barang siapa mendapatkan hikmah,maka sungguh dia akan beroleh kebaikan yang banyak.” (QS Al Baqarah :269)
Biar susah, sakit dan berat. Tetaplah dalam keimanan dan janganlah berbelok kepada kemaksiatan. Allah ada, Allah melihat. Dan tetaplah optimis bahwa Allah tidak akan menyengsarakan hambaNya yang berikhtiar dan bersabar. Dibalik kesukaran ada kemudahan dan di balik kegagalan ada kesuksesan yang menanti.
Memperoleh petunjuk dari Robbnya
Seseorang yang beriman kepada Allah dan selalu mengerjakan amal shaleh maka Allah akan memberikan hidayah padanya. Cahaya hidayah akan masuk dalam relung hatinya. Hidayah yang memunculkan sebuah kesadaran untuk meninggalkan kemaksiatan yang biasa dia lakukan. Semua itu dia lakukan karena cinta dan takut kepada Robbnya. Petunjuk dari Allah-lah yang akan senantiasa membawanya untuk melakukan kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Sebuah kenikmatan diakhirat yaitu syurga yang dibawahnya mengalir sungai - sungai akan dia peroleh.
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya. Mereka didalam syurga yang penuh kenikmatan, mengalir dibawahnya sungai-sungai.” (QS. Yunus: 9)

Memperoleh barokah dari Allah
”Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
(QS. Al A’raf : 96)
Alangkah indahnya bila negeri tercinta kita Indonesia seluruh penduduknya beriman dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Keberkahan pasti akan selalu menyelimuti negeri ini, negeri dengan segala nikmat yang terhampar baik di darat maupun dilautan. Tapi fenomenanya penduduk Indonesia yang mayoritas Islam, kebanyakan dari mereka menjauh dari Allah. Mungkinkah Indonesia akan masuk dalam kategori yang disebutkan dalam ayat diatas dimana Allah akan menimpakan adzab bagi negeri yang subur yang penduduknya berpaling dari Allah. Bukankah Allah telah menimpakan adzab kepada kaum Saba’ yang tiada pernah bersyukur? Kisah kaum Saba’ sudah cukup menjadi pelajaran bagi kita semua (dalam QS. Saba’: 15-16).
Tetap teguhlah dalam keimanan. Genggam erat, tambatkan dalam hati dan jangan pernah lepaskan bagaimanapun keadaannya.”Yakinlah Allah bersama kita.” Wallahu’alam bishowab.

Anggi Fatonah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar